Plafon Kredit adalah Inilah Contoh hingga Besarannya

Kamis, 12 Juni 2025 | 15:39:15 WIB
Plafon Kredit adalah

JAKARTA - Plafon kredit adalah jumlah maksimum dana yang dapat dipinjam oleh seseorang dari bank atau lembaga keuangan. Seperti apa contohnya?

Memahami pengertian plafon kredit, contoh, dan besaran yang berlaku sangat penting, terutama bagi mereka yang berencana mengajukan pinjaman. 

Istilah plafon kredit sering ditemui oleh mereka yang sudah memiliki pengalaman mengajukan pinjaman.

Pasalnya, plafon kredit menjadi salah satu informasi utama yang tertera dalam formulir aplikasi pinjaman.

Namun, bagi mereka yang baru pertama kali akan mengajukan pinjaman, istilah ini mungkin belum begitu familiar. 

Pada dasarnya, plafon kredit adalah batasan jumlah yang dapat dipinjam sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan oleh bank atau lembaga keuangan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu plafon kredit, besaran yang dapat diajukan, serta contohnya agar tidak bingung saat mengajukan pinjaman. 

Plafon Kredit adalah

Plafon Kredit adalah batas tertinggi untuk biaya atau kredit yang disediakan oleh sebuah pihak.

Demikian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

Dalam dunia keuangan, plafon juga dikenal sebagai ceiling, yaitu batas atas fasilitas kredit yang dapat diterima oleh debitur atau penerima pinjaman, sesuai dengan surat perjanjian atau akad yang telah disepakati.

Ketika seorang calon debitur mengajukan pinjaman ke bank, istilah plafon kredit biasanya akan dijumpai. 

Sebagai contoh, dalam pengajuan pinjaman untuk pembelian rumah dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR), bank akan menetapkan plafon atau batas atas pinjaman yang dapat diberikan kepada debitur.

Plafon kredit juga dapat diartikan sebagai harga rumah dikurangi dengan jumlah uang muka yang telah dibayarkan kepada bank. 

Oleh karena itu, besarnya uang muka sangat mempengaruhi jumlah plafon pinjaman yang dapat diajukan, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada besar cicilan angsuran pinjaman rumah per bulan.

Ringkasnya, plafon kredit merupakan jumlah utang yang dimiliki debitur terhadap pihak bank. Dalam kalkulator KPR, nilai plafon pinjaman menjadi faktor utama yang harus dihitung.

Plafon kredit sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

-Plafon kredit yang diajukan oleh calon debitur

-Plafon kredit yang disetujui oleh pihak lembaga keuangan atau bank

Contoh Plafon Kredit

Contoh yang paling sering ditemukan dari plafon kredit, yaitu pada pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 

Dalam hal ini, plafon kredit dihitung dengan cara mengurangi harga rumah dengan jumlah uang muka yang telah dibayarkan ke bank atau lembaga keuangan. 

Dengan kata lain, plafon kredit rumah adalah selisih antara harga rumah dan uang muka yang disetorkan.

Besar kecilnya uang muka yang dibayarkan berpengaruh langsung terhadap plafon kredit yang diberikan oleh bank. 

Hal ini membuat plafon kredit menjadi jumlah utang yang harus dilunasi debitur kepada bank sesuai kesepakatan.

Sebagai contoh, misalnya Reky berencana membeli rumah dengan harga Rp500 juta melalui skema KPR di Bank Rakyat Indonesia (BRI), dengan tenor 15 tahun. 

Uang muka yang harus dibayar adalah 30% dari harga rumah, yaitu Rp150 juta. Jadi, plafon kredit yang disetujui BRI adalah Rp500 juta dikurangi Rp150 juta, yaitu Rp350 juta.

Jumlah Rp350 juta tersebutlah yang menjadi utang debitur kepada BRI, dan harus dibayar sesuai dengan tenor yang telah disepakati.

Besaran Plafon Kredit Sejumlah Bank di Indonesia

Besaran plafon kredit yang ditawarkan oleh bank bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing lembaga keuangan.

Berikut adalah beberapa contoh besaran plafon kredit bank per 2021. Namun, untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, disarankan untuk menghubungi langsung pihak bank. 

Berikut adalah daftar plafon kredit yang ditawarkan oleh beberapa bank:

-Plafon kredit KPR BCA: mulai dari sekitar Rp250 juta hingga Rp5 miliar, dengan tenor antara 1 hingga 20 tahun.

-Plafon kredit KPR BNI: mulai dari sekitar Rp100 juta hingga Rp5 miliar, dengan tenor hingga 25 tahun.

-Plafon kredit KPR Mandiri: maksimal hingga Rp25 miliar, dengan tenor hingga 20 tahun.

-Plafon kredit KPR BTN: mulai dari sekitar Rp250 juta hingga Rp1,5 miliar, dengan tenor hingga 25 tahun.

Perlu diketahui bahwa plafon kredit yang diberikan kepada setiap nasabah bisa berbeda-beda.

Hal itu bergantung pada bank yang memberikan pinjaman dan riwayat kredit nasabah tersebut. 

Selain itu, ada juga produk KPR yang tidak membatasi plafon kredit, seperti KPR Platinum dari Bank BTN.

Penyebab Turunnya Plafon Kredit

Sebagian nasabah mungkin mengalami penurunan plafon kredit saat proses pengajuan pinjaman. 

Artinya, jumlah pinjaman yang disetujui akan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diajukan, sehingga jumlah uang muka yang harus dibayar ke bank akan menjadi lebih besar.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan turunnya plafon kredit, salah satunya adalah penghasilan dan riwayat keuangan nasabah. 

Selain itu, penurunan plafon kredit juga sering terjadi pada pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk rumah bekas atau second.

Pada kasus ini, penyebab utamanya adalah nilai jaminan yang tidak sesuai dengan kondisi fisik rumah tersebut. 

Akibatnya, nilai properti yang dinilai oleh pihak bank saat proses appraisal menjadi lebih rendah.

Faktor lain yang dapat menyebabkan turunnya plafon kredit adalah keterlambatan dalam penandatanganan akad setelah dikeluarkannya Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K). 

Surat ini dikeluarkan oleh bank setelah pengajuan KPR diterima dan memiliki masa berlaku tertentu.

Oleh karena itu, nasabah perlu memastikan bahwa akad dilakukan sebelum masa berlaku surat tersebut berakhir. 

Jika terlambat maka nasabah harus mengajukan ulang pengajuan KPR ke bank, yang bisa berisiko menyebabkan plafon kredit turun.

Tips agar Plafon KPR sesuai Keinginan

Setelah mengetahui bahwa plafon kredit bisa saja turun, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk memastikan plafon KPR yang kamu ajukan sesuai dengan harapan.

1. Riset Informasi tentang KPR

Sebelum membuat keputusan, kamu harus melakukan riset tentang berbagai pilihan KPR yang tersedia di bank yang kamu tuju. 

Pilihan KPR cukup banyak, mulai dari KPR bank konvensional, KPR bank syariah, hingga KPR yang langsung disediakan oleh developer. 

Dengan banyaknya opsi, riset yang mendalam sangat penting agar kamu bisa memilih KPR yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kamu.

2. Sesuaikan Uang Muka

Setelah melakukan riset, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan uang muka yang bisa kamu bayarkan. 

Uang muka ini sangat berperan dalam menentukan besaran cicilan bulanan yang harus kamu bayar. 

Semakin besar uang muka yang dibayarkan, maka cicilan per bulannya akan semakin ringan.

3. Lakukan Penawaran Cicilan KPR

Jika kamu sudah mengetahui besaran cicilan yang ditawarkan oleh bank, kamu bisa mencoba untuk menegosiasikan jumlah cicilan tersebut jika dirasa tidak sesuai dengan kemampuan keuanganmu. 

Kamu bisa melakukan tawar-menawar agar cicilan lebih cocok dengan kondisi finansial kamu.

4. Negosiasikan Suku Bunga KPR

Jika plafon kredit yang diberikan tidak sesuai dengan harapanmu maka kamu masih bisa mencoba untuk menegosiasikan suku bunga KPR. 

Bank bisa saja mempertimbangkan permintaanmu, terutama jika kamu memiliki skor kredit yang baik, yang menunjukkan kemampuanmu dalam mengelola keuangan.

Sebagai kesimpulan, plafon kredit adalah batas maksimum jumlah pinjaman yang dapat diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah, yang disesuaikan dengan kemampuan finansial dan kebutuhan peminjam. 

Penentuan plafon kredit ini juga bergantung pada berbagai faktor, seperti riwayat kredit, pendapatan, serta jenis dan tujuan pinjaman yang diajukan.

Terkini