JAKARTA - Fenomena langka kembali mencuri perhatian dunia: hujan salju yang turun di wilayah Arab Saudi. Bagi banyak orang, berita ini terdengar mengejutkan, mengingat gambaran umum tentang kerajaan pasir ini sebagai negara gurun yang panas dan kering. Namun, fakta ilmiah menunjukkan bahwa salju di beberapa bagian Arab Saudi bukanlah kejadian yang sepenuhnya tidak biasa.
Salju Arab Saudi bukan kebetulan
Mohammed bin Reddah Al Thaqafi, astronom sekaligus pakar di Taif Astronomical Sundial dan anggota Uni Arab untuk Ilmu Astronomi dan Luar Angkasa, menjelaskan bahwa hujan salju di Arab Saudi sebenarnya terjadi secara berkala di beberapa wilayah utara selama musim dingin.
Menurutnya, meskipun salju tidak muncul setiap tahun dan tidak mengikuti siklus astronomi tertentu, fenomena ini tetap dapat diprediksi berdasarkan kondisi atmosfer dan pergantian iklim.
Al-Thaqafi menegaskan, “Hujan salju di Arab Saudi biasanya terjadi antara Desember dan Februari di wilayah-wilayah seperti Tabuk, Al-Jouf, dan Arar.”
Wilayah-wilayah ini lebih terpengaruh oleh sistem cuaca Mediterania dibandingkan wilayah lain di kerajaan, sehingga memungkinkan munculnya salju ketika suhu turun drastis.
Kondisi atmosfer dan prediksi cuaca
Para ahli meteorologi menjelaskan bahwa salju akan turun ketika suhu di dataran tinggi Arab Saudi berada di bawah nol derajat Celcius. Kombinasi suhu rendah ini dengan kondisi cuaca ekstrem, seperti badai petir, hujan es, dan angin kencang, menciptakan kondisi yang memicu turunnya salju.
Menurut laporan Gulf News, Al-Thaqafi menyebutkan beberapa lokasi yang paling berpotensi mengalami salju, termasuk Jabal Al Lawz, Alaqan, dan Al Dhahr di Tabuk; Sakaka dan Dumat Al Jandal di Al Jouf; Arar di Perbatasan Utara; Jabal Aja dan Jabal Salma di Hail; serta dataran tinggi Abha di Asir. Meskipun beberapa musim terkadang tidak mengalami salju sama sekali, daerah-daerah ini tetap menjadi tujuan yang dapat diandalkan untuk melihat fenomena musim dingin.
Peringatan bagi masyarakat dan pengendara
Al Thaqafi menekankan pentingnya kewaspadaan bagi pengendara dan pengunjung luar ruangan selama cuaca bersalju. Jalan yang licin dan jarak pandang yang berkurang menjadi faktor risiko tinggi kecelakaan. Ia juga mengingatkan masyarakat agar selalu mematuhi peraturan lalu lintas dan berhati-hati ketika berada di wilayah yang sedang turun salju.
Fenomena ini telah terlihat di Jabal Al-Lawz, Tabuk, di mana pegunungan diselimuti salju putih yang kontras dengan lanskap gurun di sekitarnya. Penampakan ini tidak hanya menarik perhatian penduduk lokal, tetapi juga wisatawan dan media internasional yang penasaran dengan salju Arab Saudi.
Pemantauan cuaca dan laporan resmi
Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi (NCM) memprediksi bahwa kondisi salju akan berlanjut dari siang hingga sore hari. Lembaga ini juga memperingatkan kemungkinan badai petir sedang hingga lebat yang dapat menimbulkan banjir bandang, hujan es, dan angin kencang di beberapa wilayah.
Juru bicara NCM, Hussein Al Qahtani, menegaskan bahwa lembaga tersebut secara rutin memantau perkembangan atmosfer dengan cermat. Ia juga membantah klaim yang beredar di media sosial terkait banjir luas di Riyadh, menyatakan bahwa informasi tersebut tidak akurat.
Fenomena salju ini menunjukkan sisi lain Arab Saudi yang jarang diketahui publik. Di balik gurun yang panas dan kering, terdapat dataran tinggi yang mampu menghadirkan salju putih di musim dingin. Para ilmuwan dan ahli meteorologi menekankan bahwa kejadian ini merupakan bagian alami dari variasi iklim kerajaan, yang tetap dapat dipelajari dan diprediksi dengan teknologi cuaca modern.
Meski langka, salju di Arab Saudi telah menjadi daya tarik tersendiri, baik untuk masyarakat lokal maupun wisatawan. Fenomena ini menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem dapat terjadi di tempat yang paling tidak terduga sekalipun, dan pengetahuan ilmiah sangat penting untuk mengantisipasi potensi risiko.